Oleh:
Mishad
Adanya
pandemi covid-19 berimbas juga ke
jantung instrumen pendidikan kita, yaitu kurikulum. Akibat masa pandemi menyebabkan harus ada penyesuaian
perangkat
mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggara pendidikan kepada peserta didiknya. Sehingga rancangan pelajaran
yang akan diberikan kepada peserta didik dalam satu periode jenjang pendidikan
juga akan diselaraskan. Munculnya ide kurikulum darurat adalah untuk merespon situasi
dan kondisi pendidikan di tengah wabah korona yang berkepanjangan.
Kurikulum
darurat adalah kurikulum yang disusun dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan
pada masa darurat. Satuan pendidikan harus memperhatikan rambu-rambu ketentuan
yang berlaku serta kondisi keterbatasan masing-masing satuan pendidikan di masa
darurat. Kurikulum darurat membuatuhkan suatu panduan. Panduan kurikulum
darurat adalah tatacara mengenai mekanisme pembelajaran yang dapat dijadikan
acuan oleh satuan pendidikan. Dengan adanya panduan, satuan pendidikan
diharapkan dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran selama masa
darurat dengan mengacu padanya.
Dalam menyusun kurikulum darurat, madrasah dapat melakukan modifikasi dan inovasi pada struktur kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar dan lain sebagainya. Pada masa darurat, seluruh siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran dari sekolah/ madrasah. Oleh karena diperlukan sebuah kurikulum yang lebih adaptif bagi guru, siswa, dan orang tua pada situasi dan kondisi pandemi ini.
Dalam menyusun kurikulum darurat, madrasah dapat melakukan modifikasi dan inovasi pada struktur kurikulum, beban belajar, strategi pembelajaran, penilaian hasil belajar dan lain sebagainya. Pada masa darurat, seluruh siswa harus tetap mendapatkan layanan pendidikan dan pembelajaran dari sekolah/ madrasah. Oleh karena diperlukan sebuah kurikulum yang lebih adaptif bagi guru, siswa, dan orang tua pada situasi dan kondisi pandemi ini.
Ada beberapa
prinsip dalam menyusun kurikulum darurat agar bisa diterapkan secara ideal di
lapangan, diantaranya adalah: Pertama. Siapa saja bisa menjadi
guru dan siswa. Pembelajaran pada masa pandemi, tidak bisa mengandalkan guru
sebagai sumber belajar utama. Walaupun rencana ada Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) tatap muka, tapi waktu KBM-nya dikurangi, dan masuknya dengan sistem shift (bergilir). Sehingga dimungkinkan siswa harus banyak otodikdak, bahkan
saudara dan orang tuanya juga harus turun tangan mendampingi, terutama siswa SD.
Semua bisa jadi siswa, maksudnya semua juga harus
banyak belajar, termasuk guru dan orang tua. Guru dan orang tua harus belajar
teknologi dan informasi, karena media belajar daring, dan sedikitnya jam KBM. Kondisi tersebut menuntut guru,
siswa, dan orang tua harus berkolaborasi belajar dengan memanfaatkan media dan
sumber belajar dari dunia maya. Belajar di dunia maya menuntut guru dan orang
tua untuk memahami dan bisa memanfaatkan teknologi informasi.
Kedua, Di mana saja bisa dijadikan kelas. Sering kita diundang di
forum webinar dengan mencantumkan tempat di media virtual, seperti zoom/ webex/ goegle meet, dan lai-lain.
Itu adalah satu bukti, bahwa kelas
belajar kita banyak memanfaatkan kelas virtual. Bahkan tahun ini penilaian
akhir tahun (PAT) di madrasah saya dan di sekolah lain siswanya mengerjakannya
dari rumah masing-masing. Artinya bisa jadi ruang tamu, kamar tidur, dapur,
bahkan halaman rumah mereka jadi tempat mengikuti PAT. Bahkan ada salah satu
peserta PAT di madrasah saya yang berasal dari pelosok desa, harus mendekati area
yang terjangkau dari tower milik
telkomsel demi memperoleh sinyal yang baik karena di rumahnya listrik padam dan
jaringan wifi/ internetnya mati.
Ketiga. Mengkombinasikan antara kelas luring (luar
jaringan/tatap muka) dan daring (dalam jaringan/online). Kurikulum
harus dibuat dengan mengkombinasikan strategi
mengajar daring dan luring yang efisien. Harapannya, siswa yang datang ke
sekolah terlayani, termasuk yang masih harus belajar dari rumah. Kurikulum
harus diramu dengan menerapkan strategi KBM yang efisien agar guru tidak
kehabisan energi, karena harus melayani siswa yang daring dan luring. Salah
satu strategi yang dapat diterapkan, misalnya merekam KBM pada saat KBM luring,
kemudian hasilnya disampaikan pada siswa yang belajar daring dari rumah.
Merekam tidak harus melalui media video, mungkin juga rekaman suara atau
merekam dokumen, dan instrumen belajar yang lain dengan menyesuaikan kebutuhan
dan kemampuan guru dan sarana prasarana yang ada.
Ke-empat.
Rancangan pembelajaran berbasis teknologi informasi (IT) secara optimal. Di
situs guru berbagi yang dibuat oleh kemendikbud yang juga mengagandeng Kemenag,
kita banyak diajari tentang bagaimana merancang pembelajaran yang berbasis
pandemi. Di situs guru berbagi, banyak di-share
RPP darurat covid yang dilengkapi dengan artikel implementasinya. Konsep
implementasi RPP-nya rata-rata memanfaatkan teknologi informasi. Karena mayoritas di masa
pandemi ini pembelajarannya model daring, yang sangat membutuhkan penguasaan IT
bagi guru, siswa, dan orang tua.
Di masa liburan akhir
tahun pelajaran ini, sekolah harus menyiapkan SDM gurunya untuk lebih baik lagi
dalam penguasaan teknologi. Kemungkinan besar pembelajaran model daring akan
dilanjutkan lagi di tahun pelajaran 2020-2021, karena sebagian besar daerah di
Indonesia masih mayoritas masuk zona kuning, orange, merah, bahkan hitam. Guru
harus dibekali kemampuan untuk bisa membuat media pembelajaran, mengoperasikan,
dan memberdayakan e-learning dengan lebih bagus dan variatif. Kita bisa merasakan,
pembelajaran daring membuat siswa,
orang tua, dan kita sebagai guru mengalami titik jenuh. Maka di masa liburan
ini perlu ada evaluasi dan jedah untuk rilek. Kemudian dari hasil evaluasi itu
kita perlu untuk mempersiapkan diri untuk tampil lebih baik di tahun ajaran
baru, pada bulan Juli tahun 2020 ini.
Ke-lima. Memilih materi esensial.
Karena terjadi perampingan jam KBM daring/luring, maka materi yang diajarkan
diambil yang penting/esensial saja. Materi non esensial yang masih dianggap
perlu bisa disajikan ke siswa melalui penugasan, projek, atau portofolio. Misi
Pendidikan karakter juga tetap harus dijalankan dalam kurikulum darurat.
Penerapan penguatan karakater siswa bisa dilakukan dengan pemantauan ibadah
siswa, kepedulian/kesalehan sosial. Instrumen yang sesuai digunakan untuk
memonitor aktivitas ibadah dan sosial siswa bisa menggunakan lembar monitoring
yang mereka cek list atau isi, dan dikirim secara periodik ke wali
kelas/guru terkait.
Ke-enam. Tetap berpedoman pada
kalender pendidikan. Kalender Pendidikan merupakan pegangan penting untuk menuntun
dan mengontol road map dari kurikulum pendidikan. Tentu saja kalender pendidkan
yang sudah disesuaikan dengan kebutuhan kurikulum darurat. Fakta di lapangan
pembelajaran daring lebih banyak membutuhkan waktu dan toleransi siswa.
Mengurus tagihan ke siswa pada KBM daring memerlukan kesabaran dalam hal
toleransi dan waktu. Menagih siswa untuk mengumpulkan tagihannya lewat via e-learning atau jejaring sosial tidak seperti ketika KBM
tatap muka. Oleh karena itu kalender Pendidikan harus elastis tidak perlu kakuh, tapi juga tidak boleh
terlalu melenceng dari visi yang ada.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip di atas,
diharapkan kurikulum darurat yang proporsional
bisa didapatkan. Tentu saja jika kurikulum tersebut sudah dibuat di atas
kertas, maka yang lebih penting lagi adalah mengawal implementasinya di
lapangan. Penerapannya di lapangan juga harus melihat kondisi lembaga
pendidikan yang ada, terutama harus melihat kesiapan SDM dan sarana pra
sarananya. Tetap semangat mengemban amanah pendidikan, ingat, jangan pantang
menyerah dan jangan kasih “kendor”. Innallaha
ma’ana,
sesungguhnya Allah, Tuhan yang maha kuasa bersama kita. Wallahua’lam