Oleh:
Mishad, M. Pd
(Guru dan Tim Peningkatan
dan Penjaminan Mutu MAN 2 Kota Malang)
Mulai tanggal 25 Maret
sampai 30 April tahun 2019 ini secara
berkelanjutan, akan diadakan Ujian Nasional (UN) untuk siswa SMK/SMA/MA dan
dilanjutkan SMP/MTs di seluruh Indonesia.
Meskipun bukan sebagai penentu kelulusan , UN masih punya andil dalam pemetaan
kualitas sekolah/madrasah di Indonesia. Alhasil, sekolah/ madrasah masih tetap
bersemangat untuk menyiapkan peserta didiknya agar sukses menghadapi sekaligus
menjalani UN tahun ini. Hingga kini, pemerintah melalui kemendikbud menjadikan
nilai UN sebagai salah satu alat ukur kualitas sekolah. Hal tersebut yang
memicu masing-masing sekolah/madrasah adu strategi agar peserta didiknya
mendapat nilai terbaik, demi menjaga martabat/kualitas sekolah/ madrasahnya.
Ada beberapa strategi program yang dapat dilakukan oleh sekolah atau madrasah untuk sukses menghadapi
UN yang bermartabat, di antaranya adalah: Pertama.
Mengadakan jam tambahan bimbingan belajar (Bimbel) untuk bidang studi UN,
khususnya untuk siswa kelas XII. Program tambahan jam belajar
untuk bidang studi UN ini sangat rasional karena soal UN materinya
mulai dari kelas X sampai kelas XII. Program bimbel di sekolah/madrasah sangat dibutuhkan sebagai bekal tambahan materi dan penyelesaian soal dalam menghadapi UN.
Kedua. Try Out. Segala sesuatu, terutama ujian butuh latihan untuk menghadapinya. Try out diperlukan untuk melatih siswa untuk “warming up” atau pemanasan menjelang UN.
Idealnya, sekolah/madrasah minimal tiga kali melakukan try out. Selanjutnya dilakukan pembahasan masing-masing soalyang di try out-kan.
Pembahasan soal diperlukan supaya siswa paham mana jawaban mereka yang benar dan jawaban
mereka yang salah serta solusinya untuk menjawab soal try out selanjutnya, termasuk pada UN yang sebenarnya.
Ketiga . Simulasi UNBK (Ujian Nasional Berbasis
Komputer). Siswa di sekolah/ madrasah yang masih berbasis kertas dalam
mengadakan ulangan harian/ penilaian semester akan kesulitan mengerjakan
UNBK. Simulasi UNBK diperlukan bagi
siswa untuk melatih/ membiasakan mengerjakan soal menggunakan/berbasis
komputer. Penggunaan komputer perlu dilatih supaya siswa tidak mengalami kesalahan
teknis dalam menjalani UNBK yang sebenarnya nanti. Termasuk ketika try out juga, siswa juga harus dibiasakan berbasis komputer.
Keempat. Pengadaan buku
kumpulan materi dan soal UN. UN adalah
sebuah ujian yang memiliki standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah diinformasikan sebelumnya. Hanya pola dan model soalnya yang senantiasa berkembang. Untuk mempersiapkan
penguasaan materi dan penyelesaian soal, siswa memerlukan buku kumpulan materi dan soal UN, terutama
kumpulan soal UN. Susunan kumpulan materi
atau soal UN perlu dibuat
per-SKL dengan model/variasi soal sebanyak mungkin. Materi dan soal ini kemudian dibahas pada saat bimbel oleh guru.
Kelima. Program
intensif UN. Program intensif UN hampir mirip dengan bimbel, bedanya bimbel UN
biasanya diprogramkan sebelum atau setelah jam pelajaran di sekolah
sedangkan program intensif adalah program murni latihan dan pembahasan soal UN
dengan mengacu pada kumpulan soal UN dan pembahasan soal try out UN. Karena materi pelajaran non UN sudah tuntas, maka di
program intensif UN murni hanya mempelajari materi bidang studi yang di-UN-kan saja. Di selah-selah program
intensif UN, perlu juga diselipkan try out untuk mengetahui perkembangan penguasaan materi
siswa. Hasil try out tersebut diperlukan sebagai masukan untuk program pondok
UN sebagai masukkan untuk mengklasifikasikan ke kelas pengayaan atau kelas
remedial.
Keenam. Program Super intensif. Program super intensif UN adalah
program pengayaan bagi siswa yang sudah bagus penguasaan materinya dan program
remedial bagi siswa yang masih rendah penguasaan materinya. Masing-masing
program dibedakan menjadi dua kelas, yaitu kelas pengayaan dan kelas remedial. Di
kelas pengayaan, siswa yang penguasaan materinya baik dilejitkan
semaksimal mungkin nilainya. Sementara di kelas remedial siswa diterapi dan diusahakan nilainya meningkat atau di atas KKM.
Ketujuh. Program
pembinaan mental dan ibadah. Program pembinaan mental biasanya dilakukan dengan
mendatangkan motivator (ESQ) dan terapi (hypno-therapy) untuk mempersiapkan mental/psikologis siswa.
Sedangkan program ibadah dapat dilakukan dengan penyelenggaraan sholat dhuha
terbimbing, anjuran melanggengkan sholat tahajjud, puasa senin kamis, banyak
bersedekah (terutama pada yatim piatu), do’a bersama/istighotsah, dan lain-lain. Bagaimanapun, program pembinaan mental
ini sangat perlu untuk mengimbangi penguasaan materi (Intelectual Quotient) dengan kematangan mental (Spiritual
Quotien) siswa.
Kedelapan. program fisik
dan relaksasi. Program fisik adalah program menjaga kesehatan tubuh siswa.
Caranya adalah dengan anjuran berolah raga teratur di selah-selah aktivitas lain dan mengkonsumsi makanan sehat, seperti susu dan
madu. Sedangkan kegiatan relaksasi bisa dilakukan melalui penyelenggaraan out bond. Dalam kegiatan out bond mereka diharapkan bisa melepas kepenatan/kejenuhan pikiran selama
menjalani kegiatan belajar mengajar di sekolah. Out bond juga diharapkan mampu menciptakan suasana kekeluargaan antara mereka, guru, dan orang tua. Target out bond yang lebih penting lagi adalah memicu semangat mereka untuk “siap tanding”
menghadapi UN.
Kesembilan. Program memohon restu guru dan orang tua. Program ini dapat
dilaksanakan dengan cara mengumpulkan siswa, guru, dan orang tua pada acara
pengajian, do’a bersama, dan santunan anak yatim di sekolah. Acaranya bisa
didesain dengan diawali dengan do’a bersama (istighotsah), pengajian, dan dilanjutkan dengan santunan. Acara ditutup dengan saling
bersalam-salaman antara siswa, guru, dan orang tua dengan tujuan mohon do’a
serta restu dan saling memaafkan. Sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Keridloan Allah
tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada
kemurkaan orang tua.” (HR. Riwayat Tirmidzi). Kalau orang tua merestui atau ridho, maka
hasil UN insha Allah akan baik, tentunya baik menurut Allah SWT/ Tuhan yang
maha kuasa.
Setelah Sembilan langkah itu dilakukan secara
optimal dan jujur, kita anjurkan para siswa tersebut “ber-tawakkal”, berserah diri pada Allah SWT/ Tuhan yang maha kuasa.
Dengan melakukan strategi tersebut, maka insha Allah akan terbentuk generasi kita yang
ber-IPTEK dan ber-IMTAQ
yang berkualitas baik. Negeri ini butuh
kader-kader pemimpin yang jujur dan adil dan mereka adalah para siswa siswi
sekolah/madrasah kita. Mari
kita sukseskan UN
2019 ini
dengan strategi
yang bermartabat. Wallohua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar