Pengikut

Rabu, 20 Maret 2019

Strategi Sukses Ujian Nasional Yang Bermartabat

Oleh:
Mishad, M. Pd
(Guru dan Tim Peningkatan dan Penjaminan Mutu MAN 2 Kota Malang)

Mulai tanggal 25 Maret sampai 30 April tahun 2019 ini  secara berkelanjutan, akan diadakan Ujian Nasional (UN) untuk siswa SMK/SMA/MA dan dilanjutkan  SMP/MTs di seluruh Indonesia. Meskipun bukan sebagai penentu kelulusan , UN masih punya andil dalam pemetaan kualitas sekolah/madrasah di Indonesia. Alhasil, sekolah/ madrasah masih tetap bersemangat untuk menyiapkan peserta didiknya agar sukses menghadapi sekaligus menjalani UN tahun ini. Hingga kini, pemerintah melalui kemendikbud menjadikan nilai UN sebagai salah satu alat ukur kualitas sekolah. Hal tersebut yang memicu masing-masing sekolah/madrasah adu strategi agar peserta didiknya mendapat nilai terbaik, demi menjaga martabat/kualitas sekolah/ madrasahnya.
Ada beberapa strategi program yang dapat dilakukan oleh sekolah atau madrasah untuk sukses menghadapi UN yang bermartabat, di antaranya adalah: Pertama. Mengadakan jam tambahan bimbingan belajar (Bimbel) untuk bidang studi UN, khususnya untuk siswa kelas XII. Program tambahan jam belajar untuk bidang studi UN ini sangat rasional karena soal UN materinya mulai dari kelas X sampai kelas XII. Program bimbel di sekolah/madrasah sangat dibutuhkan sebagai bekal tambahan materi dan penyelesaian soal dalam menghadapi UN.
Kedua. Try Out. Segala sesuatu, terutama ujian butuh latihan untuk menghadapinya. Try out diperlukan untuk melatih siswa untuk “warming up” atau pemanasan menjelang UN. Idealnya, sekolah/madrasah minimal tiga kali melakukan try out.  Selanjutnya dilakukan pembahasan masing-masing soalyang di try out-kan. Pembahasan soal diperlukan supaya siswa paham mana jawaban mereka yang benar dan jawaban mereka yang salah serta solusinya untuk menjawab soal try out selanjutnya, termasuk pada UN yang sebenarnya.
Ketiga . Simulasi UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). Siswa di sekolah/ madrasah yang masih berbasis kertas dalam mengadakan ulangan harian/ penilaian semester akan kesulitan mengerjakan UNBK.  Simulasi UNBK diperlukan bagi siswa untuk melatih/ membiasakan mengerjakan soal menggunakan/berbasis komputer. Penggunaan komputer perlu dilatih supaya siswa tidak mengalami kesalahan teknis dalam menjalani UNBK yang sebenarnya nanti.  Termasuk ketika try out juga, siswa juga harus dibiasakan berbasis komputer.
Keempat. Pengadaan buku kumpulan materi dan  soal UN. UN adalah sebuah ujian yang memiliki standar kompetensi lulusan (SKL) yang sudah diinformasikan sebelumnya. Hanya pola dan model soalnya yang senantiasa berkembang. Untuk mempersiapkan penguasaan materi dan penyelesaian soal, siswa memerlukan buku kumpulan materi dan soal UN, terutama kumpulan soal UN. Susunan kumpulan materi atau soal UN perlu  dibuat per-SKL dengan model/variasi soal sebanyak mungkin. Materi dan soal ini kemudian dibahas pada saat bimbel oleh guru.
Kelima. Program intensif UN. Program intensif UN hampir mirip dengan bimbel, bedanya bimbel UN biasanya diprogramkan sebelum atau setelah jam pelajaran di sekolah sedangkan program intensif adalah program murni latihan dan pembahasan soal UN dengan mengacu pada kumpulan soal UN dan pembahasan soal try out UN. Karena materi pelajaran non UN sudah tuntas, maka di program intensif  UN murni hanya mempelajari  materi bidang studi yang di-UN-kan saja. Di selah-selah program intensif  UN, perlu juga diselipkan try out untuk  mengetahui perkembangan penguasaan materi siswa. Hasil try out tersebut diperlukan sebagai masukan untuk program pondok UN sebagai masukkan untuk mengklasifikasikan ke kelas pengayaan atau kelas remedial.
Keenam. Program Super intensif. Program super intensif  UN adalah program pengayaan bagi siswa yang sudah bagus penguasaan materinya dan program remedial bagi siswa yang masih rendah penguasaan materinya. Masing-masing program dibedakan menjadi dua kelas, yaitu kelas pengayaan dan kelas remedial. Di kelas pengayaan, siswa yang penguasaan materinya baik dilejitkan semaksimal mungkin nilainya. Sementara di kelas remedial siswa  diterapi dan diusahakan nilainya meningkat atau di atas KKM.
Ketujuh. Program pembinaan mental dan ibadah. Program pembinaan mental biasanya dilakukan dengan mendatangkan motivator (ESQ) dan terapi (hypno-therapy) untuk mempersiapkan mental/psikologis siswa. Sedangkan program ibadah dapat dilakukan dengan penyelenggaraan sholat dhuha terbimbing, anjuran melanggengkan sholat tahajjud, puasa senin kamis, banyak bersedekah (terutama pada yatim piatu), do’a bersama/istighotsah, dan lain-lain. Bagaimanapun, program pembinaan mental ini sangat perlu untuk mengimbangi penguasaan materi (Intelectual Quotient) dengan kematangan mental (Spiritual Quotien) siswa.
Kedelapan. program fisik dan relaksasi. Program fisik adalah program menjaga kesehatan tubuh siswa. Caranya adalah dengan anjuran berolah raga teratur di selah-selah aktivitas lain dan mengkonsumsi makanan sehat, seperti susu dan madu. Sedangkan kegiatan relaksasi bisa dilakukan melalui penyelenggaraan out bond. Dalam kegiatan out bond mereka diharapkan bisa melepas kepenatan/kejenuhan pikiran selama menjalani kegiatan belajar mengajar di sekolah. Out bond juga diharapkan mampu menciptakan suasana kekeluargaan antara mereka, guru, dan orang tua. Target out bond yang lebih penting lagi adalah memicu semangat mereka untuk “siap tanding” menghadapi UN.
Kesembilan. Program memohon restu guru dan orang tua. Program ini dapat dilaksanakan dengan cara mengumpulkan siswa, guru, dan orang tua pada acara pengajian, do’a bersama, dan santunan anak yatim di sekolah. Acaranya bisa didesain dengan diawali dengan do’a bersama (istighotsah), pengajian, dan dilanjutkan dengan santunan. Acara ditutup dengan saling bersalam-salaman antara siswa, guru, dan orang tua dengan tujuan mohon do’a serta restu dan saling memaafkan. Sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” (HR. Riwayat Tirmidzi).  Kalau orang tua merestui atau ridho, maka hasil UN insha Allah akan baik, tentunya baik menurut Allah SWT/ Tuhan yang maha kuasa.
Setelah Sembilan langkah itu dilakukan secara optimal dan jujur, kita anjurkan para siswa tersebut “ber-tawakkal”, berserah diri pada Allah SWT/ Tuhan yang maha kuasa. Dengan melakukan strategi tersebut, maka insha Allah akan terbentuk generasi kita yang ber-IPTEK dan ber-IMTAQ yang berkualitas baik.  Negeri ini butuh kader-kader pemimpin yang jujur dan adil dan mereka adalah para siswa siswi sekolah/madrasah kita. Mari kita sukseskan UN 2019 ini dengan strategi yang bermartabat. Wallohua’lam.

Tidak ada komentar: