Pengikut

Kamis, 13 Agustus 2009

Menjadikan Puasa Ramadhan Penuh Hikmah

Oleh:
Mishad Khairi

Bulan ramadhan tahun 1430 Hijriyah hampir tiba. Datangnya bulan ramadhan disambut dengan beragam aktifitas kaum muslim. Aktifitas itu mulai dari renovasi masjid atau musholla, tradisi megengan (baca:sedekah saling kirim makanan), ziarah kubur, hingga saling memberi ucapan selamat menunaikan ibadah puasa lewat milis atau sms. Sambutan ramadhan berupa publikasi pun tidak kalah ramainya. Lihat saja spanduk penyambutan ramadhan bertebaran diberbagai jalan protokol, kantor-kantor, hingga perusahaan-perusahaan. Tidak kalah santernya iklan di media massa, seperti di surat kabar, majalah, radio, televisi, bahkan di internet mayoritas membawa pesan ramadhan. Bukan hanya iklan, kini rubrik acara di radio dan TV juga didominasi oleh tema-tema yang bernuansa ramadhan.

Terlepas dari beberapa perusahaan yang mengiklankan tema ramadhan dengan tujuan melariskan produknya atau hanya untuk meraup keuntungan ekonomi semata. Mudah-mudahan apa saja yang dilakukan oleh kaum muslim dalam menyongsong bulan Ramadhan, dengan ragam kegiatan, merupakan bentuk rasa senang atas kehadirannya. Sabda nabi Muhammad SAW dalam sebuah Haditsnya: “Man fariha biduhûli ramadhâna harrama Allahu jasadahu ‘alanniron”. Barang siapa yang bergembira dengan datangnya bulan Ramadhan, maka Allah mengharamkan jasadnya atas api neraka. Salah satu ibadah penting yang dilakukan dalam bulan ramadhan aalah puasa ramadhan.
Puasa Ramadhan adalah suatu kewajiban bagi orang-orang beriman, sesuai yang termaktub dalam Kitabullah, Sunnah Rasul-Nya dan ijma’ kaum muslimin. Dalam Al Qur’an, berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Al Baqarah: 183)
Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Islam dibangun di atas lima hal: bersaksi bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak diibadahi kecuali Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah.” (Muttafaqun ‘alaih dari Ibnu ‘Umar)
Kaum muslimin bersepakat, bahwa puasa Ramadhan adalah wajib hukumnya. Maka barangsiapa yang mengingkari kewajiban puasa Ramadhan, berarti dia dianggap murtad Puasa Ramadhan diwajibkan mulai pada tahun kedua hijriyyah. Ini berarti Rasulullah shallallohu ‘alaihi wa sallam sempat melakukannya selama sembilan kali. Karena beliau menjumpai 9 kali bulan ramadhan sejak diperintahkan oleh Alloh Ta’ala. Puasa Ramadhan wajib bagi setiap muslim yang telah ‘aqil baligh dan berakal sehat. Maka puasa tidak wajib bagi orang kafir dan tidak akan diterima pahalanya jika ada di antara mereka yang melakukannya sampai dia masuk Islam.
Puasa juga tidak wajib bagi anak kecil sampai dia ‘aqil baligh. ‘Aqil balighnya ini diketahui ketika dia telah masuk usia 15 tahun atau tumbuh rambut kemaluannya atau keluar air mani (sperma) ketika bermimpi. Ini bagi anak laki-laki, sementara bagi anak wanita ditandai dengan haidh (menstruasi). Maka jika seorang anak telah mendapati tanda-tanda ini, maka dia telah ‘aqil baligh. Akan tetapi dalam rangka sebagai latihan dan pembiasaan, sebaiknya seorang anak (yang belum baligh –pent) disuruh untuk berpuasa, jika kuat dan tidak membahayakannya.
Puasa juga tidak wajib bagi orang yang kehilangan akal, baik itu karena gila atau penyakit syaraf atau sebab lainnya. Berkenaan dengan inilah jika ada orang yang telah menginjak dewasa namun masih tetap idiot dan tidak berakal sehat, maka tidak wajib baginya berpuasa dan tidak pula menggantinya dengan membayar fidyah.
Hikmah dan Manfaat Puasa Puasa disyari’atkan dan difardhukan oleh Alloh kepada hamba-hamba-Nya mempunyai hikmah dan manfaat yang banyak sekali. Di antara hikmah puasa adalah bahwasanya puasa itu merupakan ibadah yang bisa digunakan seorang hamba untuk ber-taqarrub kepada Alloh dengan meninggalkan kesenangan-kesenangan dunianya seperti makan, minum dan menggauli istri dalam rangka untuk mendapatkan ridha Rabb-nya dan keberuntungan di kampung kemuliaan (baca: kampung akhirat).
Dengan puasa ini jelas bahwa seorang hamba akan lebih mementingkan kehendak Rabb-nya daripada kesenangan-kesenangan pribadinya. Lebih cinta kampung akhirat daripada kehidupan dunia.Hikmah puasa yang lain adalah bahwa puasa adalah sarana untuk menghadapi derajat takwa apabila seseorang melakukannya sesuai dengan syari’at. Alloh Ta’ala berfirman (yang artinya):“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.” (Al-Baqarah:183)
Orang yang berpuasa berarti diperintahkan untuk bertakwa kepada Alloh, yakni dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Inilah tujuan agung dari disyari’atkannya puasa. Jadi bukan hanya sekedar melatih untuk meninggalkan makan, minum dan menggauli istri.
Apabila kita membaca ayat tersebut, maka tentulah kita mengetahui apa hikmah diwajibkannya puasa, yakni takwa dan menghambakan diri kepada Alloh.Adapun takwa adalah meninggalkan keharaman-keharaman, dan kata takwa ini ketika dimutlakkan (penggunaannya) maka mengandung makna mengerjakan perintah-perintah dan meninggalkan larangan-larangan, Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
(مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزَّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ عَزَّ وَجَلَّ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ)
“Barangsiapa yang tidak bisa meninggalkan perkataan dan perbuatan dusta maka Alloh tidak butuh terhadap amalan dia meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Al-Bukhariy)
Berdasarkan dalil ini, maka diperintahkan terhadap setiap orang yang berpuasa untuk mengerjakan segala kewajiban, demikian juga menjauhi hal-hal yang diharamkan baik berupa perkataan maupun perbuatan. Maka kita tidak boleh mencela, ghibah (menggunjing orang lain), berdusta, mengadu domba antar mereka, menjual barang dagangan yang haram, mendengarkan apa saja yang haram yang itu semuanya dapat melalaikan dari ketaatan kepada Alloh, serta menjauhi segala bentuk keharaman lainnya.
Apabila seseorang mengerjakan semuanya itu dalam satu bulan penuh dengan penuh keimanan dan mengharap pahala kepada Alloh maka itu akan memudahkannya kelak untuk istiqamah di bulan-bulan tersisa lainnya dalam tahun tersebut.Akan tetapi betapa sedihnya, kebanyakan orang yang berpuasa tidak membedakan antara hari puasanya dengan hari berbukanya, mereka tetap menjalani kebiasaan yang biasa mereka lakukan yakni meninggalkan kewajiban-kewajiban dan mengerjakan keharaman-keharaman, mereka tidak merasakan keagungan dan kehormatan puasa.
Perbuatan ini memang tidak membatalkan puasa tetapi mengurangi pahalanya, bahkan seringkali perbuatan-perbuatan tersebut merusak pahala puasa sehingga hilanglah pahalanya. Hikmah puasa yang lainnya adalah seorang kaya akan mengetahui nilai nikmat Alloh dengan kekayaannya itu di mana Alloh telah memudahkan baginya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, seperti makan, minum dan menikah serta apa saja yang dibolehkan oleh Alloh secara syar’i. Alloh telah memudahkan baginya untuk itu. Maka dengan begitu ia akan bersyukur kepada Rabb-nya atas karunia nikmat ini dan mengingat saudaranya yang miskin. Dengan begitu ia akan berderma kepadanya dalam bentuk shadaqah dan perbuatan yang baik lainnya.
Diantara hikmah puasa juga adalah melatih seseorang untuk menguasai dan berdisiplin dalam mengatur jiwanya. Sehingga ia akan mampu memimpin jiwanya untuk meraih kebahagiaan dan kebaikannya di dunia dan di akhirat serta menjauhi sifat kebinatangan.Puasa juga mengandung berbagai macam manfaat kesehatan yang direalisasikan dengan mengurangi makan dan mengistirahatkan alat pencernaan pada waktu-waktu tertentu serta mengurangi kolesterol yang jika terlalu banyak akan membahayakan tubuh. Juga manfaat lainnya dari puasa sangat banyak.
Banyak sekali ayat yang tegas dan muhkam (qath’i) dalam Kitabullah yang mulia, memberikan anjuran untuk puasa sebagai sarana untuk taqarrub kepada Alloh ‘Azza wa Jalla dan juga menjelaskan keutamaan-keutamaannya, seperti firman ALLOH (yang artinya) : “Sesungguhnya kaum muslimin dan muslimat, kaum mukminin dan mukminat, kaum pria yang patuh dan kaum wanita yang patuh, dan kaum pria serta wanita yang benar (imannya) dan kaum pria serta kaum wanita yang sabar (ketaatannya), dan kaum pria serta wanita yang khusyu’, dan kaum pria serta wanita yang bersedekah, dan kaum pria serta wanita yan berpuasa, dan kaum pria dan wanita yang menjaga kehormatannya (syahwat birahinya), dan kaum pria serta wanita yang banyak mengingat Alloh, Alloh menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar” [QS: Al-Ahzab : 35]
Dan firman ALLOH (yang artinya) : “Dan kalau kalian puasa, itu lebih baik bagi kalian kalau kalian mengetahuinya” [QS: Al-Baqarah : 184].
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam hadits yang shahih bahwa puasa adalah benteng dari syahwat, perisai dari neraka. Alloh Tabaraka wa Ta’ala telah mengkhususkan satu pintu surga untuk orang yang puasa. Puasa bisa memutuskan jiwa dari syahwatnya, menahannya dari kebiasaan-kebiasaan yang jelek, hingga jadilah jiwa yang tenang. Inilah pahala yang besar, keutamaan yang agung ; dijelaskan secara rinci dalam hadits-hadits shahih berikut ini, dijelaskan dengan penjelasan yang sempurna.
1. Puasa Adalah Perisai (Pelindung)
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam menyuruh orang yang sudah kuat syahwatnya dan belum mampu untuk menikah agar berpuasa, menjadikannya sebagai wijaa’[memutuskan] bagi syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga bisa terkontrol, menenangkan seluruh anggota badan, serta seluruh kekuatan (yang jelek) ditahan hingga bisa taat dan dibelenggu dengan belenggu puasa. Telah jelas bahwa puasa memiliki pengaruh yang menakjubkan dalam menjaga anggota badan yang dhahir dan kekuatan bathin.
Oleh karena itu Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai sekalian para pemuda, barangsiapa di antara kalian telah mampu ba’ah [mampu dgn berbagai macam persiapannya] hendaklah menikah, karena menikah lebih menundukkan pandangan, dan lebih menjaga kehormatan. Barangsiapa yang belum mampu menikah, hendaklah puasa karena puasa merupakan wijaa’ (pemutus syahwat) baginya” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa surga diliputi dengan perkara-perkara yang tidak disenangi, dan neraka diliputi dengan syahwat. Jika telah jelas demikian -wahai muslim- sesungguhnya puasa itu menghancurkan syahwat, mematahkan tajamnya syahwat yang bisa mendekatkan seorang hamba ke neraka, puasa menghalangi orang yang puasa dari neraka. Oleh karena itu banyak hadits yang menegaskan bahwa puasa adalah benteng dari neraka, dan perisai yang menghalangi seseorang dari neraka.
Bersabda Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam (yang artinya) : “Tidaklah seorang hamba yang puasa di jalan Alloh kecuali akan Alloh jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim. Sabda Rasulullah : "70 musim" yakni : perjalanan 70 tahun, demikian dikatakan dalam Fathul Bari 6/48. Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasa adalah perisai, seorang hamba berperisai dengannya dari api neraka” (Hadits Riwayat Ahmad).
Daalam hadits lain, Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang berpuasa sehari di jalan Alloh maka di antara dia dan neraka ada parit yang luasnya seperti antara langit dengan bumi” (Hadits Riwayat Tirmidzi). Dan dikeluarkan pula oleh At-Thabrani di dalam Al-Kabir 8/260,274, 280 dari dua jalan dari Al-Qasim dari Abi Umamah. Dan pada bab dari Abi Darda', dikeluarkan oleh Ath-Thabrani di dalam Ash-Shagir 1/273.
2. Puasa Bisa Memasukkan Hamba ke Surga
Dari Abu Umamah RadhiyAllohu ‘anhu katanya, “Aku berkata (kepada Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam) : “Wahai Rasulullah, tunjukkan padaku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke surga.? Beliau menjawab : “Atasmu puasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan itu” (Hadits Riwayat Nasa'i 4/165, Ibnu Hibban hal. 232 Mawarid, Al-Hakim 1/421)
3. Pahala Orang Puasa Tidak Terbatas (Seluruhnya terkumpul pembahasannya pada hadits-hadits yang akan datang)
4. Orang Puasa Punya Dua Kegembiraan (Seluruhnya terkumpul pembahasannya pada hadits-hadits yang akan datang)
5. Bau Mulut Orang Yang Puasa Lebih Wangi dari Baunya Misk (Seluruhnya terkumpul pembahasannya pada hadits-hadits yang akan datang)
Dari Abu Hurairah Radhiyallohu ‘anhu, (bahwasanya) Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa [Baginya pahala yang terbatas, kecuali puasa karena pahalanya tidak terbatas] , karena puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya, puasa adalah perisai, jika salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah berkata keji dan berteriak-teriak, jika ada orang yang mencercanya atau memeranginya, maka ucapkanlah : ‘Aku sedang berpuasa’ [1]. Demi dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya, sesunguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Alloh daripada bau misk[2] orang yang puasa mempunyai dua kegembiraan, jika berbuka mereka gembira, jika bertemu Rabbnya mereka gembira karena puasa yang dilakukannya” [Hadits Riwayat:Bukhari dan Muslim)
Di dalam riwayat Bukhari Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena puasa untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya, kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang semisal dengannya”
Di dalam riwayat Muslim Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Semua amalan bani Adam akan dilipatgandakan, kebaikan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang semisal dengannya, sampai tujuh ratus kali lipat. Alloh Ta’ala berfirman : “Kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya, dia (bani Adam) meninggalkan syahwatnya dan makanannya karena Aku” Bagi orang yang puasa ada dua kegembiraan ; gembira ketika berbuka dan gembira ketika bertemu Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang puasa di sisi Alloh adalah lebih wangi daripada bau misk”
6. Puasa dan Al-Qur’an Akan Memberi Syafa’at Kepada Ahlinya di hari Kiamat
Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda “Puasa dan Al-Qur’an akan memberikan syafaat kepada hamba di hari Kiamat, puasa akan berkata : “Wahai Rabbku, aku akan menghalanginya dari makan dan syahwat, maka berilah dia syafa’at karenaku”.
7. Puasa Sebagai KafaratDiantara keistimewaan puasa yang tidak ada dalam amalan lain adalah ; Alloh menjadikannya sebagai kafarat bagi orang yang memotong rambut kepalanya (ketika haji) karena ada udzur sakit atau penyakit di kepalanya, kaparat bagi yang tidak mampu memberi kurban, kafarat bagi pembunuh orang kafir yang punya perjanjian karena membatalkan sumpah, atau yang membunuh binatang buruan di tanah haram dan sebagai kafarat zhihar. Akan jelas bagimu dalam ayat-ayat berikut ini.
Alloh Ta’ala juga berfirman (yang artinya) : “Dan jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat (denda) yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang mukmin. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, maka hendaklah (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-turut sebagai cara taubat kepada Alloh. Dan adalah Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (An-Nisaa' : 92)
Demikian pula, puasa dan shadaqah bisa menghapuskan fitnah seorang pria dari harta, keluarga dan anaknya. Dari Hudzaifah Ibnul Yaman RadhiyAllohu ‘anhu, Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Fitnah pria dalam keluarga (isteri), harta dan tetangganya, bisa dihapuskan oleh shalat, puasa dan shadaqah” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
8. Orang yang Puasa mendapatkan Ar RayyanDari Sahl bin Sa’ad Radhiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shallallohu ‘alaihi wa sallam (bahwa beliau) bersabda) : “Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang disebut dengan Rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah masuk orang terkahir yang puasa ditutuplah pintu tersebut. Barangsiapa yang masuk akan minum, dan barangsiapa yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).
Wallohua’lam

Kamis, 06 Agustus 2009

AGUSTUSAN

Oleh:
Mishad Khoiri


Butiran bening keringat mulai keluar dari pori-pori kulit wajah pria yang sudah berumur itu. Desahan nafas panjang mulai keluar sesekali dari mulut dan hidungnya. Ketegangan tidak bisa disembunyikan dari raut wajahnya yang semakin berkerut. Pak Doso sebut saja sopir truk itu tampak kesal karena terjebak dalam kemacetan lalu lintas. Di pikirannya sudah terbayang, satu kontainer barang bawaannya bakal telat nyampai di tempat tujuan. Kerugian waktu, pikiran, dan tenaga sudah terpampang di depan mata. Sebenarnya yang membuat prihatin Pak Doso adalah mengenai penyebab kemacetan lalu lintas waktu itu. Penyebabnya bukan perbaikan jalan, kecelakaan, atau faktor teknis lainnya. Akan tetapi kemacetan itu disebabkan oleh acara pawai agustusan yang diadakan oleh warga setempat.

Saya yakin kita juga sering mengalami hal yang sama, seperti yang dirasakan Pak Doso. Ketika agustusan tidak jarang gang-gang atau jalan-jalan ditutup oleh warga dengan alasan ada kegiatan pentas atau lomba-lomba agustusan. Kita yang saat itu ada keperluan penting terpaksa seringkali tidak bisa melewati jalan/gang tersebut. Saya tidak mempermasalahkan tentang partisipasi kita untuk memperingati hari kemerdekaan. Tetapi tidak adakah cara lain yang lebih baik dalam rangkah memperingati proklamasi kemerdekaan itu.
Sebagai contoh kegiatan pawai agustusan yang menyebabkan terjebaknya truk pak Doso dan kendaraan lainnya. Saya lihat kegiatan tersebut tidak hanya memacetkan, akan tetapi juga tidak atau kurang manfaat. Peserta pawai yang terdiri dari utusan beberapa desa mengikuti kegiatan tersebut. Satu desa mengirim satu delegasi tim/kelompok barisan dengan tema yang rata-rata kurang memaknai kemerdekaan. Dari pengamatan saya, rata-rata mereka membawakan tema yang sekedar lucu dan “eksploitasi gender” (baca: wanita memerankan pria sedangkan yang pria memerankan wanita). Dengan dandanan tak lazim dan sensual mereka pawai berarak-arakan di jalan dan memacetkan lalu lintas dengan alasan atas nama memperingati kemerdekaan.
Tidak hanya itu, di kampung-kampung agustusan sering diperingati dengan cara-cara yang kontroversial, kurang makna, bahkan merusak. Ada kecenderungan antar kampung seringkali bersaing seru ketika memperingati kemerdekaan. Alhamdulillah, sebagian kegiatan juga cukup bahkan sarat makna, seperti kerja bakti, lomba kebersihan, mengecat pagar, trotoar, dan poskamling, tasyakuran dan lain-lain. Hanya saja kita juga menjumpai kegiatan yang kurang baik, seperti adu petasan, adu kencang-kencangan sound system, kegiatan lomba yang tidak mendidik, mabuk-mabukan di malam kemerdekaan, dan lain-lain.
Keprihatinan kita yang cukup mendalam adalah ketika masyarakat menganggap kegiatan yang kurang baik itu dianggap sebagai sesuatu yang biasa dan rutinitas. Bahkan ada justifikasi “La wong satu tahun sekali ya ndak apa-apa”, “Demi memperingati kemerdekaan begini saja ya ndak apa-apa”, “Agustusan yang penting meriah” dan lain-lain. Suatu saat agaknya kita perlu merenung dan membayangkan apa kata para pahlawan kita yang gugur di medan perang demi kemerdekaan ketika melihat kegiatan peringatan agustusan yang melenceng itu? Apakah mereka tidak menangis jika kucuran darah mereka diperingati dengan adu petasan? Apakah mereka tetap tersenyum ketika melihat pemuda yang asyik pesta miras di malam peringatan kemerdekaan?
Sebenarnya ada beberapa pertanyaan yang cukup mendasar tentang kemerdekaan yang hakiki bagi bangsa ini. Yaitu, apakah kita sekarang ini sudah benar-benar terbebas dari berbagai belenggu penjajahan? Apakah dengan dibacanya teks proklamasi dan hengkangnya pasukan Belanda dari negeri ini menandakan telah berakhirnya masa penjajahan itu? Kalau belum berakhir penjajahan itu, lalu penjajahan macam apa yang terjadi sekarang ini?
Jawabnya adalah penjajahan itu masih ada, tetapi model dan bentuknya muncul dengan wajah baru. Dia bukan berupa pendudukan negara atas sebuah negara atau ia bukan hanya menguasai satu atau dua negara. Imperialisme modern itu berupa sosialisasi pola atau sistem tertentu dalam hal ideologi, politik, ekonomi, budaya, dan agama yang dimiliki oleh suatu negara atau lebih luasnya peradaban barat hingga menembus ke seantero jagad (mendunia). Menurut Dr. Yusuf Al-Qaradhawi dalam buku yang bertajuk “Islam dan Globalisasi Dunia” dikatakan oleh beliau bahwa globalisasi (‘Aulamah) menghilangkan batas-batas kenasionalan dalam bidang ekonomi (perdagangan) dan membiarkan segala sesuatu bebas melintas dunia dan menembus level internasional sehingga terancamlah nasib suatu bangsa atau negara yang dianggap belum bisa bersaing, termasuk Indonesia.
Bentuk riilnya penjajahan modern yang bertopeng globalisai adalah dalam penjajahan di bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya. Di bidang ekonomi kita sudah melihat bagaimana investasi asing sudah mengusai bumi kita. Privatisasi BUMN yang menyebabkan terjualnya aset bangsa ke pihak asing dan eksploitasi sebagian besar barang tambang kita oleh asing adalah contoh imperealisme di bidang ekonomi. Di bidang politik kita juga sering ditekan oleh asing. Sebagai contoh tekanan politik asing adalah memberi hak diplomatik pada tentara Amerika untuk program NAMRU yang digelindingkan USA. Tekanan politik asing juga sangat tampak pada penanganan pemerintah terhadap isu terorisme.
Dalam bidang sosial-budaya kita mengenal misi imperialisme itu dengan istilah 3 F, yaitu Food, Funny, dan Fashion. Pertama, Food atau makanan. Kita lihat, berapa banyak gerai makanan, kafe-kafe, dan restoran asing yang menjamur di Indonesia. Parahnya, kebanyakan di antara kita sangat bangga untuk mengkonsumsi makanan beresep import. Kita lebih punya gengsi jika makan atau minum di gerai Kentucky Fried Chiken atau Pizza Hut dari pada di Warung Pecel Madiun atau Soto Ayam Lamongan. Kita tidak sadar telah memberi keuntungan yang besar pada pengusaha makanan asing yang mungkin saja keuntungan itu digunakan untuk gerakan misionaris dan kemaksiatan.
Kedua, Funny, permainan dan hiburan. Dunia permainan dan hiburan menempati rating yang tinggi dikonsumsi oleh masyarakat kita. Model-model permainan dan hiburan yang mengarah pada pemborosan, perjudian dan kemaksiatan cukup marak di Indonesia. Play Station (PS) sangat digemari anak-anak dan pelajar di Indonesia. Dampaknya, uang saku mereka yang seharusnya lebih produktif digunakan untuk membeli buku bacaan digunakan untuk menyewa PS. Belum lagi waktu yang seharusnya digunakan belajar, terbuang percuma hanya digunakan main PS. Di kalangan remaja dan dewasa, juga sangat gemar mengunjungi tempat permainan dan hiburan. Bahkan untuk melihat pertandingan sepak bola piala dunia saja harus nonton bareng di kafe-kafe. Bahkan tidak jarang diselingi dengan acara judi taruhan.
Sekarang, mulai marak perjudian terselubung melalui kuis sms. Caranya, konsumen berlomba-lomba mengirim sms dengan memilih atau menjawab sesuatu ke penyelenggara judi terselubung itu. Karena harga per sms itu tarifnya lebih mahal dari tarif normal, maka mereka meraup keuntungan dari selisih tarif sms tersebut. Sebagian keuntungan dari selisih tarif tersebut digunakan untuk memberi hadiah pemenang dan sisanya sebagai keuntungan. Unsur judi ini terlihat dari konsumen yang harus mengeluarkan uang untuk menjawab kuis tersebut dan mereka mengharap hadiah. Sedangkan dari pihak penyelenggara unsur judi terlihat dari usaha untuk mencari keuntungan dalam penyelengaraan kuis tersebut di samping memberi hadiah yang uangnya diambil dari hasil selisih tarif sms konsumen.
Dengan maraknya permainan dan hiburan, masyarakat kita menjadi lalai dan hidupnya menjadi tidak produktif. Waktunya yang seharusnya digunakan untuk bekerja habis digunakan di arena hiburan dan permainan. Kebutuhan hidupnya yang seharusnya dicukupi dengan hasil kerja menjadi tidak jelas karena kita menggantungkan diri dari mengharap hadiah. Permainan dan hiburan yang menjurus pada perjudian, kemaksiatan, dan berlebihan menyebabkan kita malas dan terjerumus pada lembah kehancuran.
Ketiga, Fashion atau Mode dan pakaian. Salah satu pemicu kemaksiatan di tengah-tengah masyarakat kita disebabkan mode dan pakaian. Salah satu buktinya adalah pernah terjadi seorang bocah SMP yang memperkosa siswa SD. Menurut pengakuannya, dia melakukan itu karena terangsang ketika melihat tarian film India dengan pakaian yang terlihat pusarnya. Dunia mode dan pakaian begitu menggejala di masyarakat kita. Ujung-ujungnya mode dan pakaian Barat yang dijadikan rujukan oleh muda-mudi kita. Kita masih ingat, betapa mode rambut artis Demi moore bintang utama film Ghost pernah mendunia di eranya. Begitu juga dengan pakaian, model pakaian you can see, yang dipakai artis-artis barat betapa sangat digemari remaja kita.
Alhasil penjajahan dalam bentuk yang riil, yaitu ekonomi, politik, dan sosial budaya dengan kendaraan globalisasi sebenarnya ada di depan mata kita. Jangan menganggap penjajahan itu hanya pendudukan negara atas negara lain yang bisa dibebaskan dengan proklamasi kemerdekaan. Sadarlah jika penjajahan melalui topeng globalisasi lebih halus tetapi dampaknya sangat kronis. Oleh karena itu mari kita isi kegiatan agustusan tahun ini dan tahun-tahun mendatang dengan penuh introspeksi diri dan mengadakan kegiatan yang positif serta mencerdaskan umat. Jika umat ini memili IPTEKS dan IMTAQ yang baik, maka kita bisa melawan dan melepaskan diri dari penjajahan asing dalam bentuk dan model apapun. Wallahua’lam