Pengikut

Jumat, 26 Maret 2010

Menggagas Ide Sekolahnya Manusia

Oleh:
Mishad*

“Sekolah yang punya maqom (kedudukan) tinggi adalah sekolah yang tidak menyeleksi muridnya pada saat penerimaan siswa baru (PSB), tetapi sekolah yang menerima siswa baru apa adanya . Tetapi sekolah itulah yang akan mencerdaskannya, membekalinya dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan guna menyongsong masa depannya” (Munif Chatib)
Seperti yang kita ketahui tiap tahun pelajaran baru, sekolah-sekolah membuka pendaftaran siswa baru (PSB). Sekolah yang menjadi rebutan calon siswa baru adalah sekolah yang dianggap mereka sebagai sekolah favorit. Saking banyaknya pendaftar ke sekolah favorit, maka banyak dari sekolah tersebut menyeleksi calon siswa barunya. Ada beragam cara mereka untuk menyeleksi siswa barunya, mulai me-ranking Nilai Ujian Nasional (NUN), tes kemampuan akademik, tes kesehatan, wawancara, seleksi piagam penghargaan, dan lain-lain. Tidak heran, jika siswa baru yang lolos ke sekolah-sekolah favorit adalah siswa pilihan yang punya NUN tinggi dan ranking tes-nya juga tinggi.
Dengan bekal “The Best Input” sekolah-sekolah favorit punya modal yang cukup untuk dapat menjadikan siswa-siswinya meraih prestasi terbaik. Sangat lumrah jika input yang baik menghasilkan siswa yang berprestasi dalam proses belajar maupun out put-nya. Tetapi mencetak siswa dengan in put seadanya menjadi siswa yang berprestasi dalam proses belajarnya dan lulus dengan predikat yang baik adalah sekolah yang menekankan “The Best Process”. Disain sekolah dengan menekankan proses pembelajaran terbaik (tidak harus in put yang baik) adalah salah satu konsep sekolah unggul “sekolahnya manusia” yang digagas oleh Munif Chatib, seorang konsultan pendidikan didikan langsung Bobby De Porter, master quantum teaching.
Pendidikan “The Best Process” yang dikembangkan oleh Munif Chatif menggunakan pendekatan Multipple Intelegence System (MIS). Masing-masing siswa dianggap memiliki beberapa kecerdasan dan gaya belajar. Model pembagian kelas yang dikembangkan adalah mengklasifikasikan siswa berdasarkan gaya belajar dan jenis kecerdasan yang sinergi. Harapannya, gaya mengajar guru disesuaikan dengan gaya belajar dan jenis kecerdasan siswa. Kondisi tersebut diharapkan dapat melejitkan potensi siswa untuk berprestasi menurut minat dan bakatnya masing-masing.

Konsep sekolahnya manusia
Ada tujuh komponen utama yang diperlukan dalam mendisain sekolah unggul dengan konsep sekolahnya manusia. Tujuh komponen sekolahnya manusia adalah sebagai berikut:
1. Religion and character building
Sekolahnya manusia merupakan sekolah yang mempunyai pandangan dunia dan visi keagamaan yang kuat. Untuk membangun karakter siswanya, sekolahnya manusia juga mengembangkan pemikiran, membelajarkan jiwa, mendidik siswa kreatif, mampu menyelesaikan masalah, berakhlakul karimah dan mampu memberi manfaat bagi lingkungannya.
2. Agent of change
Sekolahnya manusia harus berperan sebagai agen pengubah kondisi siswanya dari kondisi negatif menjadi kondisi positif.
3. The Best Process
Sekolahnya manusia mengedepankan proses pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan untuk semua kondisi. Bagaimanapun ragam kondisi in put siswa akan menjadi out put yang baik jika dalam proses pembelajarann mereka dapat dilaksanakan secara optimal. Menerima siswa dengan in put siswa apa adanya untuk diproses secara baik hingga menjadi out put siswa yang berprestasi adalah misi utama sekolahnya manusia.
4. The Best Teachers
Dalam konsep sekolahnya manusia guru merupakan fasilitator dan katalisator. Dalam pembelajarannya guru lebih dulu mengenal gaya belajar siswa. Dalam kegiatan belajar mengajarnya, guru diharapkan mampu menyelaraskan dengan gaya belajar siswa.
5. Active Learning
Strategi belajar pada sekolahnya manusia menitik beratkan pada keaktifan siswa, sehingga siswa mempunyai target untuk BISA APA?, selain harus TAHU APA?
6. Applied learning
Dalam pembelajarannya sekolahnya manusia, guru diharapkan selalu berusaha mengaitkan materi belajar dengan kehidupan nyata sehari-hari, sehingga siswa tidak hanya belajar konsep-konsep abstrak tetapi pembelajaran yang langsung diaplikasikan
7. Management Control
Sekolahnya manusia mempunyai siklus kontrol dalam proses pembelajarannya, mulai dari perencanaan mengajar, konsultasi, observasi kelas, dan analisa perbaikan yang dilakukan secara kontinyu.

Aplikasi Multiple Intelelligece System (MIS)
Ingat, masing-masing siswa memiliki kecerdasan yang bergeda-beda. Dalam MIS dikenal ada 8 jenis kecerdasan siswa, yaitu interpersonal (cerdas bergaul), linguistic (cerdas bahasa), music (cerdas musik), spasial-visual (cerdas gambar dan ruang), interpersonal (cerdas diri), matematis-logis (cerdas angka dan logika), kinestetis (cerdas gerak), dan naturalis (cerdas alam).
Dalam mengklasifikasikan jenis kecerdasan siswa sekolah seharusnya melakukan riset tentang kondisi siswa yang mendaftar ke sekolah tersebut, sehingga didapat data yang cukup. Data tersebut merupakan masukan penting dan acuan bagi sekolah dalam proses belajar mengajar. Teknik yang sesuai untuk mengidentifikasi jenis kecerdasan siswa adalah Multiple Intelligence Research (MIR), yaitu sebuah riset untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan dan gaya belajar siswa.
Hasil MIR ada dua bagian, yaitu berupa laporan dan saran. Bagian laporan memberikan keterangan psikologis perkembangan kecerdasan anak dan kecenderungan gaya belajar. Sedangkan bagian saran memberikan masukan kepada guru dan orangtua untuk melakukan aktivitas-aktivitas kreatif untuk melejitkan kecerdasan anak. Aktivitas tersebut meliputi kegiatan kreatif dan jenis permainan yang sesuai untuk siswa.
Kegunaan MIR dalam kegiatan akademik adalah dapat menjadi pedoman bagai guru untuk melihat kecenderungan kecerdasan siswa sehingga dapat disesuaikan dengan gaya mengajar guru. MIR juga dapat digunakan untuk pembagian kelas sesuai dengan kecenderungan kecerdasan. Data MIR dapat digunakan sebagai data riwayat kecerdasan setiap siswa pada riset berikutnya dan dapat digunakan juga untuk memilih jurusan di perguruan tinggi.
Bagi orang tua, kegunaan MIR bermanfaat untuk katalisator atau teknik pemantik kreatifitas anak. MIR juga berguna sebagai fasilitator atau sumber informasi untuk orang tua dan anak tentang kebiasaan yang perlu dikembangkan sehingga diharapkan anak cepat menemukan kondisi akhir terbaiknya. MIR adalah modal utama dalam pelaksanaan proses pembelajaran di sekolahnya manusia. Hasil MIR dijadikan sebagai pijakan utama untuk menyelaraskan gaya mengajar guru dan gaya belajar siswa. Jika siswa dan guru bersinergi dalam kegiatan belajar mengajar, maka terwujudlah “The Best Process”. Kondisi itulah yang menjadi karakter khas dari sekolahnya manusia.
Aplikasi dari konsep sekolahnya manusia merupakan tantangan tersendiri bagi dunia pendidikan kita. Sebab sistem pendidikan kita masih sangat mengedepankan seleksi akademik atau non akademik untuk menjaring siswa barunya. Mulai dari seleksi NUN, tes kemampuan, portofolio sertifikat, dan lain-lain. Fenomena ini terjadi karena jumlah pendaftar lebih besar dari kuota bangku yang tersedia, sehingga dibutuhkan proses seleksi. Selain itu, sekolah berlomba merekrut in put calon siswanya yang terbaik. Jadi sangat wajar jika ide sekolah yang menerima siswa baru dengan kondisi kemampuan apa adanya mendapat respon yang kontroversial, terutama bagi sekolah negeri atau sekolah swasta yang sudah merasa favorit. Tapi barangkali ada sisi-sisi positif yang bisa kita petik dari ide mulia ini. Wallahua’lam*Penulis adalah guru MAN 3 Malang